web 2.0

Senin, Desember 17, 2007

PENJELASAN TENTANG MASALAH TAKBIRAN HARI RAYA IDUL ADHA

Dalam hadits Imam Ahmad dalam periwayatan Ibnu Umar disebutkan diantaranya amalan yang dianjurkan dalam bulan dzulhijah ini yaitu memperbanyak ucapan tahlil, takbir dan tahmid. Karena itu kita juga perlu untuk mengingatkan persoalan takbiran ini, belum banyak dipahami oleh kaum muslimin tentang takbiran di hari raya idul adha ini, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah telah menjelaskan bahwa idul adha lebih afdal dari idul fitri diantara sebabnya adalah
karena idul adha lebih banyak takbirannya dari idul fitri, idul fitri sangat singkat, yaitu Cuma antara malam lebarannya sampai sholatnya, sesudah sholatnya tidak ada lagi takbiran, bahkan kalau kita mengambil pendapatnya Ibnu Umar hanya sejak shubuh 1 syawal sampai shalat Ied nya, setelah itu tidak ada lagi takbirannya, jadi sangat singkat. Adapun idul adha ini takbirannya lima hari.

Dari sini juga perlu untuk ditegaskan bahwa takbiran dalam idul adha ada dua macam : at-takbiru al mutlak wa takbiru al mukayyat. Takbir secara mutlak maksudnya dihari-hari yang mulia ini kita perbanyak dzikir dan terutama takbir firman Allah : “Hendaknya mereka-mereka yang berhaji melihat manfat-manfaat yang didapatkan dalam haji tersebut dan mereka berdzikir kepada Allah dihari-hari yang ditentukan”. Kapan itu?, pendapat Ibnu Abbas dan yang lainnya mengatakan bahwa itu adalah sepuluh hari pertama bulan dzulhijah. Karena itu sejak 1 dzulhijah kita sudah dianjurkan untuk memperbanyak takbir, tahmid dan tahlil. Dan telah dipraktekkan oleh Umar bin Khattab radiaallahu anhu bahwa dimana saja dia berada memperbanyak takbir, tahmid dan tahlil, tidak terkhusus dimesjid, abu hurairah serta Abdullah bin umar keluar masuk pasar untuk mengingatkan perlunya memperbanyak takbir, tahmid dan tahlil di hari-hari tersebut.

Jadi ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, LAILAHAILALLAH WALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WA LILLAHIL HAMD, salah satu jenis takbir ini, salah satu contoh yang diajarkan oleh sahabat ini dikerjakan sejak tanggal 1 dzulhijah walaupun tidak terkhusus dimesjid, dimana saja kita berada.

Kemudian Takbir mukayyat, takbir mukayyat ini merupakan takbir yang dilakukan setiap selesai shalat berjamaah, ini juga merupakan salah satu sunnah, karena itu kita tidak perlu ragu-ragu untuk melakukannya, bukan perlakuan orang awwam tapi ini adalah sunnah dari Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam dan yang dilakukan oleh para sahabat. cuma kesalahan dari sebagian kaum muslimin kebanyak mereka mulai malam lebarannya. Dan ini meripakan satu hal yang keliru. Dan pendapat yang raji’ dalam masalah ini, ia dimulai pada tanggal 9 dzulhijah pada waktu shubuhnya sampai tanggal 13 dzulhijah selesai shalat ashar, kita takbir setiap selesai shalat. Kata syekh Al Utsaimin ia dilakukan bersamaan dengan dzikir-dzikir sesudah shalat sebaiknya di ucapkan setelah astagfirullah, astagfirullah, astagfirullah, allahumma anta salam wa mingka salam tabarakta ya dzaljalali wal ikram, lalu bisa kita mulai takbir.

Imam Ahmad pernah ditanya dari mana kamu mengatakan bahwa takbiran itu nanti dimulai sejak arafahnya yaitu tanggal 9 dzulhijah, imam Ahmad ketika ditanya pertanyaan yang seperti ini mengatakan ijmanya sahabat-sahabat yang mulia, yaitu Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Abbas dan Abdullah ibnu Mas’ud. Empat shabat yang mulia ini semuanya sepakat bahwa takbiran itu dimulai pada tanggal 9 zulhijah pada waktu shubuh, karena itu ini merupakan sunnah yang goiban, yang mahjurah ditengah-tengah kaum muslimln perlu kita hidupkan dengan tidak menunggu orang lain dimana tanggal 9 dzulhijah kita sudah memulai takbiran pada waktu subuhnya.

Ini pendapat imam ahmad, imam syafi’I dan perlu juga kita ingatkan kepada para syafi’iyah, dan orang-orang yang mengaku penganut fanatic mazhab syafi’I untuk jangan sampai tidak melakukannya, apalagi ini adalah pendapat yang benar dari khilaf yang ada dikalangan ulama kita, dan Syaikhul Islam menyatakan bahwa ini adalah pendapat imam-imam kaum muslimin.wallahu a'lam

0 komentar: